Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Salam sehat untuk para pembaca generasi hebat, yang di pundak kita terdapat amanat besar kemerdekaan!
Bapak/ Ibu guru hebat, masih ingatkah bapak dan ibu masa-masa saat kita sekolah dulu? Bapak ibu yang pernah merasakan berkali-kali adanya perubahan kurikulum saat masih sekolah, kira-kira apa yang bapak ibu ingat tentang pembelajaran?
Ada ungkapan yang sedikit menggelitik dalam dunia pendidikan kita, yaitu ‘’ganti presiden maka ganti menteri, ketika ganti menteri pendidikan maka bergantilah kurikulum’’. Walaupun menggelitik, nyatanya kurikulum pendidikan nasional memang telah berulangkali mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, dan 2004, 2006, kurikulum 2013, serta yang terbaru adalah kurikulum merdeka. Secara kasat mata perubahan yang terus menerus tersebut mungkin terlihat seperti tidak adanya keseriusan dalam membenahi pendidikan kita, namun jika dikaji lebih mendalam kurikulum memang bersifat dinamis. Hal tersebut dikarenakan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari zaman ke zaman terus berubah. Jika dulu saat kita sekolah dengan status siswa kita hanya mengandalkan guru dan buku sebagai sumber belajar, sedangkan saat ini sumber belajar dapat diperoleh siswa dari berbagai sumber seperti youtube, website, google, dan lain sebagainya. Informasi apapun yang ingin diketahui bisa diakses secara bebas dengan bermodalkan smartphone dan internet. Tidak bias dipungkiri, smartphone dan internet saat ini sudah tidak lagi menjadi barang mewah, tapi sudah menjadi kebutuhan sehari-hari.
Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah perkembangan teknologi yang begitu pesat yang ditandai dengan munculnya berbagai aplikasi media social dan games yang mampu mengalihkan perhatian siswa dari belajar. Jika dulu saat ditanya oleh guru apa cita-cita kita maka sebagian besar dari kita akan menjawab dokter, polisi, guru, pilot, astronot, terbatas pada profesi yang dianggap hebat pada zamannya. Sedangkan sekarang ketika kita bertanya apa cita-cita mereka kebanyakan dari mereka tertarik pada hal-hal yang berbau pemanfaatan teknologi Seperti YouTuber, Tiktoker, Vlogger, dan Selebgram, dan digital marketer.
Perubahan yang terus menerus tersebut menuntut setiap kalangan baik guru, siswa, orangtua, maupun masyarakat untuk mau belajar dan beradaptasi dengan kurikulum. Sebuah hadits dari Rasulullah SAW memberikan panduan yang relevan bagi proses pendidikan, meskipun telah diucapkan berabad-abad lalu, kebijaksanaannya tetap relevan di era digital saat ini. “Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian”. (HR Ali bin Abi Thalib).